Senin, 06 Januari 2014

Tarif KA Ekonomi Non Subsidi Naik 100 Persen

Purwokerto -Mengikuti kebijakan Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI), pada awal Januari, PT KAI Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, Jawa Tengah mulai melakukan penaikan tarif KA hingga 100%. Tarif keekonomian tersebut berlaku khusus untuk semua KA kelas ekonomi.

"Sebagai contoh, KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember yang sebelumnya tarifnya hanya Rp 50 ribu tapi sekarang mencapai Rp 100 ribu. Namun, untuk jarak menengah seperti ke Solo dan Yogya dari Purwokerto masih tetap sama yakni Rp 50 ribu," kata Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, Senin (6/1/2014).

Sementara KA ekonomi lainnya dari Daop 5 yang naik tarifnya adalah KA Kutojaya Utara jurusan Kutoarjo-Jakarta yang sebelumnya hanya Rp 45 ribu, saat ini naik menjadi Rp 70 ribu. Sedangkan Kutojaya Selatan jurusan Kutoarjo-Bandung sekarang tarifnya menjadi Rp 60 ribu dari sebelumnya Rp 35 ribu.

"Sementara untuk KA Serayu jurusan Purwokerto-Jakarta yang sebelumnya Rp 45 ribu, sekarang menjadi Rp 85 ribu,” jelasnya.

Menurut dia, kenaikan tarif KA ekonomi merupakan kebijakan pemerintah pusat. Karena, hingga saat ini alokasi dana Public Service Obligation (PSO) belum ada kontrak penyelenggaraan PSO untuk tahun 2014.

"Sehingga, perhitungan tarif disesuaikan dengan kondisi keekonomian. Apalagi, KA ekonomi telah dilengkapi berbagai fasilitas, salah satunya yakni AC," tambahnya.

Namun dia menjelaskan, jika nantinya sudah ada kontrak PSO dengan pemerintah, maka tarif KA akan menyesuaikan. "Kalau sudah ada kontraknya, maka tarif KA bakal kembali seperti semula. Kapan waktunya, tergantung dengan kontrak yang disepakati," ujarnya.

Menurut salah seorang penumpang KA, Ary (26), dirinya merasa keberatan dengan naiknya tarif KA ekonomi. Sebab perbedaan tarif KA ekonomi saat ini tidak begitu jauh, seharusnya KA ekonomi bisa jauh lebih murah dibandingkan dengan KA kelas bisnis.


"Saat ini, harga tiket antara ekonomi dengan bisnis malah tidak terlalu jauh harganya," tambahnya.

Analisis : 
Kenaikan tarif sebesar 100% menurut saya sangat tidak relevan. Karena tidak semua orang mampu untuk membeli tiket kereta api. Apalagi jika ada salah seorang penumpang yang memiliki pekerjaan serabutan lalu ingin pulang kampung bertemu dengan keluarganya. Sebenarnya tidak ada masalah jika pihak KAI ingin menaikan tarif , tetapi tidak dengan presentase yang sangat tinggi. 

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar